Kearifan Lokal Tradisi Marharoan Bolon Masyarakat Simalungun

Authors

  • France Pepin Damanik Universitas Sumatera Utara
  • Ramlan Damanik Universitas Sumatera Utara

DOI:

https://doi.org/10.36277/kompetensi.v16i1.107

Keywords:

tradisi, Marharoan Bolon, Kearifan Lokal

Abstract

Artikel ini membahas tentang tradisi gotong royong pada kegiatan marharoan bolon etnik Simalungun di kelurahan Sipolha, kecamatan Pamatang Sidamanik, kabupaten Simalungun. Marharoan bolon adalah sebuah wujud kearifan lokal penduduk Simalungun, marharoan bolon merupakan kegiatan gotong royang yang merupakan kegiatan tahunan pada masyarakat Simalungun. Artikel ini bertujuan mendeskripsikan jenis marharoan bolon beserta tahap pelaksanaannya dan menjelaskan nilai-nilai kearifan lokal dalam marharoan bolon. Dalam penyelesaian artikel ini penulis menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan kajian kearifan lokal. Untuk menunjang hasil dalam artikel ini penulis menggunakan metode pengumpulan data yakni (1) Wawancara langsung dengan informan, (2) Observasi dan (3) Dokumentasi terkait objek yang diteliti. Adapun hasil yang ditemukan dalam artikel ini adalah terdapat 3 kegiatan marharoan bolon pada masyarakat Sipolha yaitu kegiatan gotong royong yang dilakukan secara bergiliran dalam mengerjakan ladang (marsialopari), kegiatan gotong royong guna menyukseskan acara pesta atau hajatan yang dibuat oleh tuan rumah (marhobas) dan gotong untuk memperbaiki maupun membersihkan jalan yang dilakukan oleh masyarakat di kelurahan Sipolha untuk keperluan dan kepentingan bersama (padearhon dalan). Dalam setiap pelaksanaan gotong royong ini terdapat langkah-langkah dan aturan yang harus dipatuhi terlebih dahulu. Kegiatan marharoan bolon merupakan suatu kegiatan yang harus dilestarikan dikarenakan tujuan dari marharoan bolon ini yakni agar masyarakat saling peduli dan saling menghargai satu sama lainnya. Terdapat banyak nilai-nilai kearifan lokal pada kegiatan marharoan bolon ini oleh sebab itu dengan adanya artikel ini penulis berharap kegiatan marharoan bolon ini harus dijaga kelestariannya agar tetap dilaksanakan oleh masyarakat Simalungun khususnya masyarakat Sipolha.

References

Alfian (2013). Potensi kearifan Lokal dalam Pembentukan Jati Diri dan Karakter Bangsa. Prosiding The thn ICSSIS: Ethnicity and Globalization. 424-435

Arikunto, Suharsimi. (2013). Prosedur penelitian : suatu pendekatan praktik. Jakarta. Rineka Cipata

Bram L. L. Dickey N. H. & Funk & Wagnalls. (1993). Funk & wagnalls new encyclopedia. Funk & Wagnalls.

Damanik, D. W. P. S. (2018). Marharoan Bolon (Doctoral dissertation, Institut Seni Indonesia Yogyakarta).

Kemendiknas. (2010). Model Pembinaan Pendidikan Karakter Di Lingkungan Sekolah. Jakarta.

Koentjaraningrat, (2014). Pelestarian Nilai Budaya. Balai Pustaka Jakarta.

Matondang, Y., & Herlina, H. (2022). Tradisi Paijur Batu Pada Masyarakat Batak Toba Di Desa Lobu Tua Kecamatan Andam Dewi Kabupaten Tapanuli Tengah. Kompetensi, 15(2), 174–181. https://doi.org/10.36277/kompetensi.v15i2.76

Ratna, N. K. (2011). Antropologi sastra: Peranan unsur-unsur kebudayaan dalam proses kreatif. Pustaka Pelajar.

Redfield, R., Dhakidae, D., & Effendi, D. (1982). Masyarakat petani dan kebudayaan. (No Title).

Sibarani, R. (2014). Kearifan Lokal: Hakikat, Peran dan Metode Tradisi Lisan, assosiasi tradisi lisan, Jakarta.

Sibarani, R. (2012). Kearifan lokal: hakikat, peran, dan metode tradisi lisan. Asosiasi Tradisi Lisan (ATL).

Sitanggang, R. (2016). Tradisi Gotong Royong pada Upacara Adat Masyarakat Simalungun di Kecamatan Raya Kahean: Kajian Antropolinguistik.

Situmorang, O. ., & Sibarani, R. . (2021). Tradisi Budaya Dan Kearifan Lokal Paulak Une Dan Maningkir Tangga Pada Pernikahan Batak Toba Di Desa Sigapiton Kecamatan Ajibata: Kajian Antropolinguistik. Kompetensi, 14(2), 82–91. https://doi.org/10.36277/kompetensi.v14i2.49

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. R&D. Bandung : Alfabeta, CV.

Downloads

Published

2023-06-14

How to Cite

Damanik, F. P., & Damanik, R. (2023). Kearifan Lokal Tradisi Marharoan Bolon Masyarakat Simalungun. Kompetensi, 16(1), 182–190. https://doi.org/10.36277/kompetensi.v16i1.107