Wacana Durhaka Pada Legenda Lau Kawar: Kajian Analisis Wacana Kritis Oleh Teun A. Van Dijk

Authors

  • Adam Wijaya Tarigan Universitas Sumatera Utara
  • Joyce Silaban Universitas Sumatera Utara
  • Eveline Simamora Universitas Sumatera Utara
  • Jekmen Sinulingga Universitas Sumatera Utara

DOI:

https://doi.org/10.36277/kompetensi.v16i2.198

Keywords:

wacana ular, danau Lau Kawar, wacana kritis A. Van Dijk

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menunjukkan makna durhaka dari legenda Lau Kawar. Selain itu peneliti menggunakan analisis wacana kritis dengan menggunakan metode AWK oleh Teun A. Van Dijk, yang terdiri dari tiga analisis, yaitu analisis teks, analisis kognisi, dan analisis sosial. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode analisis wacana kritis Teun A. Van Dijk. Subyek penelitian ini adalah legenda Danau Lau Kawar. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan membaca artikel atau cerita legenda, mengklasifikasikan wacana dan menganalisis informasi yang tersedia.Wacana durhaka dalam legenda Lau Kawar memperlihatkan analisis tekstual yang maksudnya wacana durhaka akibat dari perlakuan atau ucapan yang tidak pantas sehingga melukai dan menyakiti perasaan orang tua sang anak. Terkhusus ibu, yang membesarkan, mendidik dan melahirkan seorang anak ke dunia. Seorang anak tidaklah boleh ingkar dengan peraturan atau perintah yang sudah diikatkan dengan janji terhadap orang tuanya, sehingga tidak menyakiti perasaan orang tuanya, seperti anak dalam legenda Lau Kawar tersebut. Analisis sosial memperlihatkan bahwa wacana durhaka pada masyarakat Karo zaman dahulu melalui legenda Lau Kawar sebagai bentuk ketakutan jika melanggar dan ingkar dengan perintah orang tua, kelak akan mendapatkan bala dari sang pencipta. Pada masa kini sudah direvitalisasi menjadi norma kesusilaan.

References

Boimau, S. (2020). Nilai dalam Legenda Oe Honis pada Masyarakat Desa Babuin Kabupaten TS. Ciencias: Jurnal Penelitian Dan Pengembangan Pendidikan, 3(2), 71–81. Retrieved from https://ejournal.upg45ntt.ac.id/ciencias/article/view/58.

Daniati, D., Prasetya, K. H., & Musdolifah, A. (2019). Analisis Sosok Laisa Dengan Kajian Semiotik Ferdinand De Saussure Pada Novel Dia Adalah Kakakku Karya Tere Liye. Kompetensi, 12(1), 1–11. https://doi.org/10.36277/kompetensi.v12i1.9

Denafri, B. (2018). Struktur informasi kalimat bahasa indonesia. Sirok Bastra, 6(1). https://doi.org/10.37671/sb.v6i1.125.

Heriyanti, K., & Hartaka, I. M. (2022). Relevansi Mitologi Dalam Meningkatkan Keyakinan Umat Beragama. Genta Hredaya: Media Informasi Ilmiah Jurusan Brahma Widya STAHN Mpu Kuturan Singaraja, 5(2), 164-172.

Kayati, A. N. (2020). Struktur tuturan adu mulut farhat abas dengan dewi persik dalam acara hitam putih. Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia Metalingua, 5(1), 23–30. https://doi.org/10.21107/metalingua.v5i1.7046.

Lutfi, I., & Nisa, Y. F. (2018). Skema Kognisi Tentang Arti, Sumber Dan Akibat Rasa Malu Dan Rasa Bersalah.https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle/123456789/65187

Mayasari, D., & Ardhana, N. R. (2018). Publikasi Bentuk Fungsi dan Kategori SintaksisTuturan Masyarakat Manduro sebagai Pendukung Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini. Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 2(1), 51. https://doi.org/10.31004/obsesi.v2i1.7

Nurhayani, Yaswinda, & Movitaria, M. A. (2020). Model Evaluasi Cipp Dalam Mengevaluasi Program Pendidikan Karakter Sebagai Fungsi Pendidikan. Jurnal Inovasi Penelitian, 2(8), 2353–2362. Retrieved from https://stp-mataram.e-journal.id/JIP/article/download/1116/839

Sudikan, S. Y. (2015). Pendekatan Interdisipliner, Multidisipliner, dan Transdisipliner dalam Studi Sastra. Paramasastra, 2(1).https://doi.org/10.26740/parama.v2i1.1496

Van Dijk, T. A. (Ed.). (1997). Discourse as social interaction: Discourse studies: A multidisciplinary introduction, Vol. 2. Sage Publications, Inc.

Downloads

Published

2023-12-30

How to Cite

Tarigan, A. W., Silaban, J., Simamora, E., & Sinulingga, J. (2023). Wacana Durhaka Pada Legenda Lau Kawar: Kajian Analisis Wacana Kritis Oleh Teun A. Van Dijk. Kompetensi, 16(2), 444–449. https://doi.org/10.36277/kompetensi.v16i2.198