Tradisi Upacara Saur Matua Etnik Batak Angkola/Mandailing: Kajian Semiotika Sosial
DOI:
https://doi.org/10.36277/kompetensi.v15i2.77Keywords:
Saur Matua, Angkola, Semiotika, PierceAbstract
Artikel ini berjudul “Tradisi Upacara Saur Matua Etnik Batak Angkola/Mandailing: Kajian Semiotika Sosial”. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan bentuk simbol yang terdapat dalam upacara saur matua etnik Batak Angkola/Mandailing, (2) mendeskripsikan fungsi simbol yang terdapat dalam upacara saur matua etnik Batak Angkola/Mandailing, dan (3) mendeskripsikan nilai simbol yang terdapat dalam upacara saur matua etnik Batak Angkola/Mandailing. Teori yang digunakan untuk menganalisis adalah teori yang dikemukakan oleh Charles Sanders Pierce. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif dengan observasi wawancara terstruktur. Berdasarkan analisis data dan pembahasan, maka ditemukan bahwa terdapat 34 simbol, yakni (1) 20 bentuk simbol peralatan, (2) 7 bentuk simbol makanan, (3) 5 bentuk simbol penanda status sosial, (4) 2 bentuk simbol waktu, kemudian dari hasil penelitian terhadap fungsi simbol berdasarkan bentuk simbol yang telah ditemukan, ialah (1) menyatakan pesan ekspresif, (2) menyatakan pesan direktif, (3) menyatakan pesan komisif, (4) menyatakan pesan representatif, dan (5) menyatakan pesan deklaratif. Untuk nilai simbol pada upacara, ditemukan 11 nilai simbol kesetiakawanan sosial, kesopansantunan, gotong royong, disiplin, pelestarian dan kreativitas budaya, pengelolaan gender, kerukunan, komitmen, kesejahteraan, dan rasa syukur.